Surat Kartini


SURAT KEPADA STELLA
(tertanggal 18 Agustus 1899)
“Sesungguhnya adat sopan santun kami orang Jawa amatlah rumit. Adikku hrs merangkak, bila hendak berlalu dihadapanku. kalau adikku duduk di kursi, saat aku lalu, hrslah ia turun duduk di tanah dengan menundukkan kepala sampai aku tak terlihat lagi.
Mereka hanya boleh menegurku dgn bahasa kromo inggil. Tiap kalimat haruslah diakhiri dgn “sembah”. Berdiri bulu kuduk, bila kita berada dlm lingkungan keluarga Bumiputera yg ningrat. Bercakap-cakap dgn orang lain yg lebih tinggi derajatnya haruslah perlahan-lahan, jalannya langkah-langkah pendek-pendek, gerakannya lambat-lambat spt siput. Bila berjalan cepat dicaci orang, disebut sbg kuda liar. Peduli apa aku dgn segala tata cara itu…..Segala peraturan itu buatan manusia dan menyiksa diriku saja. Kamu tdk dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket keningratan di dunia Jawa itu….
Tapi sekarang mulai dgn aku, antara kami (kartini, Roekmini dan Kardinah) tdk ada tatacara itu lagi. Perasaan kami sendirilah yg akan menunjukkan atau menentukan sampai batas mana cara Liberal itu boleh dijalankan.
Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan pikiran (fikroh), dan keningratan budi (akhlaq). Tdk ada manusia yg lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat org membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sdh beramal sholeh org yg bergelar macam Graaf atau Baron..? Tidaklah dapat dimengerti oleh pikiranku yg picik ini,..

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Nia Cicuit. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates