cerpen pertamaku "Kidung Asmara"



Kidung Asmara

Pagi itu terasa sangat indah, seindah hati Annisa. Ya, panggil saja Annisa yang lengkapnya Putri Annisa Solichah.Gadis cantik nan cerdas. Gadis cantik itu menimba ilmu di pondok pesantren Darul Qur’an Pasuruan. Dia banyak sekali memikul prestasi. Pagi ini dia mendapat kabar bahwa Abi dan Umminya akan mengunjunginya.

 “ nis,,, Abi kamu telpon,, katanya 10 menit lagi sampai, kamu di suruh siap2”. Kata syifa, teman nisa. “OK! Makasih ya syif..” jawabnya.
Abi dan ummi sampai di pondok dan nisa pun langsung menemuinya. “Assalamu’alaikum putriku,,,” salam abi & ummi
. “Wa’alaikumsalam walidaini,,” jawab nisa sumringah, sambil mencium kedua tangan orang tuanya. Nisa sangat rindu  sama orang tuanya, karena sudah lama tidak bertemu. Tapi tiba-tiba,,,,
“Nis, masih ingat sama zulfikar? Anak teman ummi???” Tanya ummi.” Iyya,nisa ingat mi,, memangnya kenapa??” nisa balik Tanya. “kemarin mereka ke rumah, zulfikarkan baru pulang dari syiria, mereka juga bernaksud melamarmu nak”jelas ummi. “ Subhanallah..” jawab nisa refleks. “ummi,, nisa sangat senang, karena nisa sempat mengaguminya” lanjut nisa. “alhamdulillah,,” jawab abi  lega. Nisa memang sudah lama mengagumi zulfikar karena dia memang pandai dan tampan. Tapi yang sangat membuat nisa tertarik karena zulfikar anak yang sholeh. Sepulang ummi dan abi, nisa senyum-senyum   sendiri. “Nis, kok senyum-senyum sendiri?? aku jadi takut ngeliatnya.” Tanya suci, sahabat nisa. “hehehe,,, dilamar pria idamanku..” jawab nisa meringis. “mmm,,,, pasti zulfikar yang sering kamu ceritakan  itu  kan????” tebak suci. Nisa hanya  menjawab dengan senyuman.
                                                           
***
Ahad, 5 februari 2011, waktunya para santri menyetorkan  hafalan Qur’annya. Nisa termasuk santri yang cepat menghafal. Sekarang  ia sudah hafal 25 juz, sedangkan yang lainnya masih juz 11-17an. Nisa juga punya prinsip “gak akan berlama2 di rumah ketika liburan, kalau belum  khatam hafalannya”. Nisa juga memprediksi akan lulus 3 bulan lagi, jadi di sisa waktunya ini dia benar-benar  menunjukkan contoh santri teladan. Nisa di gemari banyak teman, karena dia ramah juga rendah hati. “ ya allah nisa,,, aku iri sama kamu” seru teman-temannya serentak ketika nisa selesai menyetorkan hafalannya. “apa-apaan sich??? Iri untuk apa? Kita semua sama..” jawab nisa ringan.  Begitulah sosok Annisa yang tak pernah menyombongkan dirinya, itulah sebabnya dia memiliki banyak teman. “nggak nis, kamu beda! Makanya banyak banget yang suka sama kamu,, terutama itu tuch,, mahasiswasiswa syiria!!!”ledek suci. Tiba-tiba nisa jadi teringat perkataan ummi,, nisa jadi senyum-senyum sendiri.
***
Malamnya nisa tidak bisa tidur, nisa jadi mikirin Zulfikar, pria tampan yang sempat membuatnya terkagum-kagum. Nisa melamun dan berharap dalam do’anya “Ya Allah..  jika dia jodohku,maka dekatkanlah. Jika bukan, tolong jauhkanlah” . hanya itu harapan nisa malam itu. Nisa takut.. jika terlalu banyak berharap ternyata Zulfikar bukan jodohnya.
***

Lusanya, ummi menelponnya.
“Nis, bisa pulang? Keluarga Zulfikar ingin menemuimu” ucap ummi.
“Bagaimana ya ummi,, Nisa sedang tidak ingin pulang disamping itu Nisa juga masih belum berani untuk bertemu  mereka.” Jawabnya.
“Tapi mereka ingin sekali menemuimu nak....”pinta ummi.
Nisa berfikir sejenak, bingung akan keputusan apa yang akan ia ambil.
“Baiklah ummi,, nisa tidak bisa menolak permintaan ummi, nisa akan secepatnya pulang, entah kapan.”jawab nisa akhirnya.
***
3hari kemudian  nisa benar-benar pulang disusul oleh kakak sepupunya. Di perjalanan nisa benar-benar takut. Perasaanya campur aduk.dia senang bisa berkumpul dengan keluarga, tapi dia juga malu jika bertemu Zulfikar dan keluarganya.
Sesampainya dirumah.
“Assalamu’alaikum” salam Nisa, sambil melangkah ragu.
“Wa’alaikumsalam” jawab seisi rumah serentak. Ternyata dirumah sudah berkumpul 2 keluarga, kehadiran Zulfikar  pun  tampak  disana.
Nisa kemudian bersalaman kepada abi,ummi,dan ummi zukfikar.
“Alhamdulillah.. calon menantuku sudah pulang” Goda abah Zulfikar.  Nisa hanya tersenyum lembut.
“Bawa masuk dulu tasnya nis, lalu cepat kemari” Pinta ummi.
“baik ummi..”. jawab nisa sambil membungkukka badan. Anggun, itulah sikap nisa saat itu. Melihat keanggunan nisa, Zulfikar semakin terpesona. Tak lama kemudian nisa kembali ke ruang tamu sambil masih ada sedikit tetesan air di wajahnya. Abi tau, nisa pasti habis berwudlu’ karena mungkin dia butuh kesegaran diwajahnya. Kemudian dia duduk, dan masih tertunduk.
“Annisa, tidak perlu takut. Kita disini hanya untuk menjalin silaturrahmi yang baik saja”. Kata ummi zufikar.  Nisa hanya senyum. Dia masih sangat gugup karena malu. Dalam hati ingin sekali nisa menatap sosok sang Zulfikar, tapi nisa belum sanggup.
“Dik nisa, bagaimana kabarnya? Lama sekali saya tidak bertemu dik nisa” tanya Zulfikar tiba-tiba. Nisa kaget campur senang. Disisi lain tanpa di sadari orang tua nisa maupun Zulfikar hanya senyum-senyum melihat tingkah laku anaknya.
alhamdulillah.. Nisa baik-baik saja mas Zulfikar, mas sendiri bagaimana?” jawab nisa masih dengan sedikit tertunduk. 
“Seperti yang kamu lihat, akupun seperti kamu”. Jawab zulfikar
Beberapa menit terlewati, Nisa sudah tidak terlalu gugup lagi jika berbicara dengan Zulfikar, karena Zulfikar memang ramah. Tiba-tiba..
“Annisa, ummi sama abi kamu sudah bilangkan tentang apa keinginan Zulfikar?” tanya abah Zulfikar. Nisa bingung, jantungnya berdetak cepat, dia sempat lupa akan tujuan utama keluarga Zulfikar. Nisa menatap ummi dan abi, yang ditatap hanya mengangguk dengan senyuman, seperti memberi isyarat “jawablah!”.
“sudah abah, abi dan ummi sudah menyampaikannya pada nisa” jawab nisa.
“lalu, bagaimana jawabanmu nak?” tanya abah lagi.
Nisa belum sanggup menjawab sendiri, dia membutuhkan bantuan ummi atau abi untuk menjawabnya. “ummi,,, Abi,, Nisa butuh bantuannya untuk menjawabnya” pintanya terhadap kedua orangtuanya.
“iya nak, abi dan ummi tau itu” jawab Abi melegakan nisa.
“begini kyai, Nisa memang mempunyai kehendak untuk menjawabnya, tapi nisa ini tidak pernah mengambil keputusan sendiri, jadi dia nurut saja pada saya”. Jelas abi pada abah Zulfikar. Ini memang hak nisa, tapi karena nisa memang bersedia di lamar Zulfikar, lalu cara inilah yang di ambil Abi.
“lalu panjenengan sendiri bagaimana kyai?” tanya abah zulfikar. “kyai” itulah panggilan akrab 2 keluarga ini. Disamping itu, Nisa dan Zulfikar memang mempunyai pondok di belakang rumahnya.
Nisa mencuri-curi ntuk menatap Zulfikar, dia ingin tau bagaimana reaksi Zulfikar ketika menanti jawaban itu. Zulfikar terlihat sangat tampan, tampan sekali, nisa akui itu.
“kalau saya pribadi setuju saja kyai,nisa pun begitu”. Jawab Abi nisa  akhirnya.
Terlihat jelas Zulfikar mengulaskan senyumnya sambil menatap Nisa. Sambil menempelkan kedua tangannya yang rapat itu dengan wajahnya, seraya berseru “Alhamdulillah”.
“Alhamdulillah kalau begitu, akhirnya apa yang diharapkan dapat tercapai” syukur abah zulfikar. Beberapa saat kemudian mereka makan bersama, dan tak lama setelah itu keluarga itu keluarga Zulfikarpun pamit pulang.nisa kembali ke kamarnya.
***
Dikamar nisa menatap langit-langit kamarnya. Dia lega, juga takut.
Tak lama Hp-nya bergetar, “tok,,atok,,, buka smsnya, cepet,,cepet,,cepet” terdengar ringtone sms-nya ala upin ipin itu. Tampak nama Zulfikar tertera disana.
“Zulfikar? Ada apa dengannya???” tanya Nisa dalam hati.
Di bukanya sms itu,
“Assalamu’alaikum dik nisa, saya sangat berterima kasih atas jawaban dik nisa tadi”.
Nisa tersenyum melihatnya, “zulfikar...zulfikar... ada-ada saja tingkah lakumu itu”.
Segera nisa menjawabnya “Wa’alaikumsalam mas.. iya, sama2 itu memang kehendak nisa, bukan abi”
Cepat-cepat nisa menekan tombol Send.
Nisa sangat lelah, setelah mengirim sms tadi, tak terasa nisa terlelap nyenyak sekali.
***

“Nisa kamu berapa hari nak disini?” tanya ummi paginya.
“Insya allah 3 hari ummi, nisa sudah izin kepada bu nyai, dan di beri izin 3 hari. Ada apa ummi?”. Nisa tanya balik.
“tidak apa-apa, ya kan ummi masih kangen sama kamu, oh iya, kalau Zulfikar nanti kemari kamu yang menemuinya ya nak?” pinta ummi.
“Zulfikar mau kesini? Mm,,,, ya sudahlah ummi, karena dia tamu nisa, nanti nisa beranikan untuk menumuinya” . jawab nisa
“Assalamu’alaikum..” terdengar suara pria di luar.
“mungkin itu Zulfikar nak,, temui sana” suruh ummi
Nisa kemudian bergegas menuju pintu. Nisa membuka pintu sambil menjawab salam
“wa’alaikum,,,,,” salam nisa terhenti seketika, ketika yang di tatapnya buka Zulfikar
Melainkan Kak Fadly, kakak semata wayang Annisa yang bersekolah di Mesir.
“kakak??? Wa’alaikumsalam....” jawab nisa sambil mencium tangan kak fadly dan memluknya. Sudah 5 tahun nisa tidak bertemu kakaknya ini. Sekarang kakaknya datang dengan penuh kejutan.
“iya sayang, makin cantik saja  adikku ini” ucap kak fadly sambil membalas pelukan nisa.
“kakak kok gak bilang-bilang kalau mau datang? Kakak sendirian?” tanya nisa riang.
“kakak mau buat kejutan,, kakak nggak sendirian, lihat siapa yang menyusul kakak?” kata kak fadly sambil menunjuk pada lelaki yang sudah dikenalnya itu. Zulfikar. Ternyata mereka berdua sengaja menyusun strategi ini. “oh, mas Zulfikar,, ih dasar kakak ini,, bener-bener mau bikin aku pingsan ajha, mas zulfikar,, silahkan masuk” ucap nisa sambil mempersilahkan zufikar masuk. Daritadi zulfikar hanya tersenyum melihat tinhkah laku nisa yang seperti anak kecil itu. Tapi zulfikar senang, karena bisa membuat nisa tersenyum begitu riangnya.
“ummi,,,, siapa nich yang datang” teriak nisa sambil menggandeng tangan kak fadly. Abi dan ummi menghampiri nisa, dan terkejut..
Subhanallah fadly,, kamu kok tiba-tiba begini nak datangnya?? Kamu sehat-sehat kan nak?” tanya ummi sambil memeluk kak fadly.
Ngapunten bi,, ummi,,, ini tadi fadly juga disuruh zulfikar, katanya mungkin lebih seru kalau membuat kejutan” jawab kak fadly sambil mencium tangan kedua orangtuanya.
“oh, ada nak zulfikar juga? Ya sudah, nisa, kamu temui zulfikar di ruang tamu dulu,, biarkan kakakmu istirahat” pinta ummi.
“baik ummi..” jawab nisa. Nisa dan Zulfikar pun menuju ruang tamu yang sudah tersedia minuman dan jajanan.nisa mempersilahkan zulfikar untuk duduk. Keduanya masih diam, zulfikar pun angkat bicara.
“senang dik,, liat dik nisa riang begitu..” ucap Zulfikar. Nisa menatap zulfikar.
“iya mas, kakak tercinta datang sich..” jawab nisa masih riang.
“Alhamdulillah kalau gitu, oh iya dik, dik nisa sampai kapan dirumah?”Tanya zulfikar
“insya allah sampai besok, nisa Cuma di kasih izin 3 hari mas.” Jawab nisa sopan.
“boleh aku nganterin ke pondok dik?” Tanya zulfikar, Nganterin?? Nisa belum bisa  menjawab.
“kalau itu, mas zulfikar tanyakan abi saja ya.. nisa belum berani ambil keputusan” jawab nisa.
Zulfikar tau, gadis didepannya ini memang selalu menuruti apa kata orang tuanya, dia tak berani sedkitpun melawan orangtua.
***
“Nis, kamu jadi balik hari ini?” Tanya kak fadly saat sarapan bersama keluarga
“insya allah kak,,,, memangnya kenapa?” nisa Tanya balik.
“ya gak papa, kalau iya biar zulfikar saja yang mengatarmu. Abi dan Ummi memperbolehkan kok, ya kan bi? Ummi?” Tanya kak fadly pada abi dan ummi. Abi dan ummi hanya menjawab dengan anggukan.
“ya kalau sudah di parengi nisa mau-mau saja, kakak ikut kan?” Tanya nisa pada kak fadly
pengen banget nis kakak ikut, tapi kakak masih belum ingin keluar, masih ingin sama abi dan ummi dulu,, besok-besok aja kakak ke pondok kamu” jelas kak fadly
Nisa kecewa karena kak fadly tidak ikut mengantarnya. Tapi, dia tau jika dia jadi kakaknya mungkin dia juga seperti itu.
***
Nisa menyiapkan barangnya yang akan di bawa ke pondok.
“Nis, kakak benar-benar minta maaf ya..” pinta kak fadly
“iya kak,, gak papa nisa tau kok.” Jawab nisa santai
“Nis, kamu mau Bantu kakak?” Tanya kak fadly
“insya allah kalau nisa bias akan nisa Bantu. Memangnya apa kak?” nisa Tanya balik
“kamu ingat Alisa? Saudara jauh kita yang sekolah di yaman?”
“iya, nisa ingat. Kakak pernah bilang kalau suka dia kan?” Tanya nisa
“huzztt… jangan bilang siapa-siapa. Kakak masih suka dia. Dia kan mau datang , kakak berencana ingin  melamarnya. Kamu setuju kan?” pinta kak fadly
“setuju banget kak! Dia cantik, juga solichah,, kalau datang ajak ke pondok aja kak, bilang aku yang minta nanti nisa dech yang ngomong ke dia gimana? Usul nisa
“ok dech kalau gitu. Makasih ya adikku sayang ,,, eh, itu zulfikar udah jemput kamu” kata kak fadly sambil menunjuk ke arah luar.
Nisa mempercepat segala yang ia lakukan, dia segera berpamitan dengan keluarganya. Dan cepat-cepat naik ke mobil zulfikar.

***
Di perjalanan Nisa benar-benar diam. Dia canggung bila hanya berdua dengan Zulfikar. Zulfikar tau, gadis di sampingnya ini memang pemalu jika di hadapkan dengan kaum hawa.
“dik Nisa, sudah makan? Kalau belum kita cari rumah makan dulu. Kebetulan saya juga belum makan tadi” tanya zulfikar. Sebenarnya nisa masih kenyang. Tapi dia kasihan terhadap zulfikar. Akhirnya dia memutuskan untuk menamani zulfikar makan.
“belum juga mas, ya terserah mas mau makan dimana. Nisa ikut saja” jawab nisa malu.
Dikiri jalan terdapat Rumah makan yang mewah, terlihat jelas dari bangunannya. Mobil mereka berhenti, dan mereka beriringan memasuli rumah makan itu. Susana disana sangatlah indah. Nisa sangat suka dengan suasana yang ada. Mereka duduk dekat dengan air mancur yang ada kolam ikan kecil di bawahnya. Indah dan segar.
“dik Nisa makan apa?” tanya Zulfikar tiba-tiba memecahkan kekaguman nisa.
“sama seperti mas saja” jawab nisa. Zulfikar memesan 2 jus melon karena nisa suka sekali dengan melon, dan memesan 2 chiken tereyaki kesukaannya. 10 menit kemudian hidangan datang dan mereka mulai menikmati makanannya.
“dik Nisa, terus terang saya sangat senang bisa bersama dik nisa” ucap Zulfikar tiba-tiba sambil menatap nisa.
“nisa pun begitu mas” jawab nisa anggun sambil tersenyum.
“dik Nisa, di pondok jaga diri baik-baik ya, karena saya terlalu sayang dengan dik nisa” pinta Zulfikar sopan, sangat sopan. Nisa tersenyum, nisa sebenarnya juga ingin menyampaikan semua yang terpendam dalam hatinya saat bersama zulfikar. Tapi dia malu.
*** 
Setelah makan mereka meneruskan perjalanan. Dan tak terasa Darul Qur’an sudah dekat. Nisa seakan-akan tidak ingin berpisah dengan zulfikar, begitupun zulfikar. Dia ingin bersama nisa selamanya. Tapi Zulfikar tau, nisa  harus melanjutkan tholabul ilminya dulu.
“sudah sampai dik, saya langsung balik saja ya?” tanya Zulfikar
“iya mas, terimakasih sudah bersedia ngenterin nisa” jawab nisa. Nisa turun dari mobil, dan sebelum menutup mobil di memandang Zulfikar.
“Mas Zulfikar, jaga diri baik-baik ya, nisa juga belum rela kalau mas Zulfikar kenapa-kenapa. Nisa sayang mas” ucap nisa tiba-tiba. Zulfikar bagai terbang ke kayangan. Kata-kata nisa menyejukkan hatinya. Nisa langsung memberi salam kepada zulfikar dan masuk ke dalam pondok.
***
“Zulfikar, kamu mau kapan acaramu dilaksanakan?” tanya ummi zulfikar
“terserah ummi sama abah, yang pasti setelah nisa menyelesaikan sekolahnya” jawabzulfikar bijak.
Zulfikar tau, kalau nisa kurang 3 bulan lagi akan lulus sekolah maupun pondok. Bagi dia 3 bulan bukan waktu yang lama untuk menunggu. Abah dan ummi Zulfikar berunding dengan orang tua nisa. Dan mereka memutuskan akan menikahkan anak mereka 2 minggu setelah nisa lulus. Tidak terlalu cepat bagi mereka, karena itulah balasan atas kerelaan Zulfikar untuk menanti nisa.
***
“Assalamu’alaikum bude..” terdengar salam dari balik pintu. Fadly yang ada di ruang tamu langsung bergegas membukakan pintu.
“Wa’alaikumsalam,, Alisa?” Fadly kaget.  Karena tamu yang datang adalah wanita yang selama ini di nantinya. Alisa terlihat sangat cantik.
“lho, mas fadly sudah di indonesia tho?? Saya kira masih di Mesir mas..” kata Alisa
Fadly langsung mempersilahkan masuk. Dan memanggil Abi dan umminya. Abi dan ummi fadly sangat terkejut, karena keponakannya ini tiba-tiba muncul dihadapannya. “Alisa?kapan datang? Waduch, makin cantik keponakanku ini..” puji Abi fadly
“kemarin lusa pakde, Alisa kangen banget sama pakde, bude, mas fadly juga annisa. Annisa kemana pakde?” tanya Alisa
“Annisa di pondok nduk, dia mondok di darul qur’an. Dia juga pasti sangat rindu sama kamu” jawab ummi. Daritadi pandangan Fadly tak berpaling dari memandang Alisa.
“oh, annisa khuffad? Alhamdulillah,, saya senang sekali pakde, karena saya ingin sekali hafal al-qur’an tapi belum bisa” jelas Alisa. Alisa memang bersekolah di yaman. Disana sebenarnya dia ingin sekali mengahafal al-qur’an tapi karena kecelakaan silam yang menimpanya, yang membuat dia tidak bisa untuk berfikir terlalu keras, apalagi menghafal dalam jumlah banyak. Semenjak itu Alisa sering mengeluh karena sakit pada kepalanya.
Setelah lama berbincang-bincang Alisa memutuskan untuk ke pondok Annisa lusa, abi fadly menyuruh Fadly untuk menemaninya.
***
“Lusa ikut ke pondok nisa ya?” ajak Fadly
“Ok boz!” jawab seseorang disebrang sana.
“Fadly,,,,” panggil abi
“Dalem bi,,,”jawab fadly
“abi tau, kamu tertarik dengan Alisa, makanya, abi suruh kamu saja yang menemaninya, ajak Zulfikar juga” kata abi
DEgh.,,,, Fadly kaget, bagaimana abinya tau? Tapi dia senang, berarti abi merestuinya.
***
Akhir-akhir ini nisa sangat ceria, tak terlintas kesedihan pun di wajahnya. Di sekolah, nilai pelajaran semakin baik, hafalan qur’an pun kurang 3 juz lagi. Nisa merasa hari-harinya kini penuh warna.
“Nis, kamu di panggil ke ndalem,,” seru suci dan syifa
“aku? Memangnya ada apa? Masa sich aku di sambaing lagi? Aku kan baru pulang?” Tanya nisa. Mereka  hanya mengangkat bahu. Mereka  sebenarnya tahu kalau yang dating adalah orang-orang yang sangat nisa sayangi, makanya mereka pura-pura tidak tahu. Nisa langsung menuju ke ndalem. Perlahan-lahan, sambil memandang kea rah parkiran. Tidak ada satu pun mobil yang dikenalnya karena memang sengaja tidak di parker di halaman pondok. Lalu siapa yang dating? Pikirnya.
“Assalamu’alaikum ukhty…” suara Alisa terdengar dari belakang nisa. Nisa langsung berbalik dan langsung menghambur memeluk Alisa. Nisa sampai lupa menjawab salam.
“kok salamnya nggak di jawab?” Tanya kak fadly tiba-tiba yang dating bersama Zulfikar.
“oh lupa,, hehehe,,, wa’alaikumsalam,,, subhanallah,, nisa benar-benar terkejut. Yang datang tamu terhormat semua” kata nisa sambil melirik k earah Zulfikar yang sedari tadi hanya tersenyum. Nisa mempersilahkan mereka duduk dan mengambilkan minuman. Kak fadly memberikan kode kepada nisa seraya bilang “ayo cepet laksanakan rencana kita” . nisa membalas isyarat kak fadly dengan kedua jempolnya. Nisa membawa Alisa ke kamarnya.

***
“Nis, kamu tambah cantik aja, eh, aku mau curhat nich..” kata Alisa
“Nisa juga mau bilang sesuatu ke kamu” jawab nisa
“ aku dulu ya yang cerita? Please… limited edition nich…” rayu Alisa. Nisa hanya mengangguk.
“Nis, yang tadi sama mas Fadly siapa sich?? Dia tampan, aku benar-benar terpesona waktu lihat dia tadi. Temannya mas Fadly ya? Kenalin donk,,,” cerocos Alisa.
Degh,,,,,, Alisa terpesona sama Zulfikar? Jantung nisa serasa berhenti saat itu juga. Dia tidak bias berkata-kata lagi. Yang di puji-puji saudaranya ini adalah calon suaminya. Apa haru dia mengalah?.
“nis, kok diem sich?” Tanya Alisa lagi. Alisa tak melihat reaksi Nisa yang benar-benar tak kuasa daritadi.nisa bingung, membantu kak Fadly apa menyakiti Alisa dan Zulfikar? Dia terlanjur mencintai Zulfikar. Tapi dia tahu kalau Alisa ini mengidap menyakit gagar otak komplikasi semenjak kecelakaan itu. Nisa tidak ingin menyebabkan penyakit Alisa kumat kalau tahu pria itu adalah pujaan nisa.
“Dia teman kak Fadly? Tampan? Iya memang. Kamu suka? Nanti dech Nisa bilangin ke anaknya” jawab nisa datar
“kamu kenapa nis? Kok lemas begitu? Apa kamu mengenalnya?” selidik Alisa
“Nisa kenal karena kemarin waktu nisa dirumah sempat main” jawab nisa
“oh, ya sudah, aku kira dia adalah pujaan hati kamu. Jangan ya ukhty,, baru kali ini jatuh cinta dengan lelaki” pinta Alisa. Nisa hanya diam. Sakit,,,sakit sekali, mengapa ini bias terjadi?
Setelah lama berbincang-bincang mereka pamit pulang.sebelum pulang nisa menarik lengan kakaknya.
“kak, secepatnya, entah kapan kesini lagi ya sama mas Zulfikar. Ada yang mau nisa bicarakan” bisiknya pada kakaknya. Fadly hanya tersenyum. Mereka pulang.
***
Usai disambang tadinisa selalu murung sendirian. Syifa dan suci bingung dengan tingkah laku temannya ini. Harusnya diakan senang. Dia cerita-cerita. Tapi kenapa jadi begini?. Nisa sudah tidak veremangat lagi untuk meneruskan hafalannya. Pikirnya, dia ingin lebih lama di pondok saja kalau seperti ini kejadiannya.
“Nis, ada apa sama kamu? Kok matanya sembab gitu? Habis nangis?” Tanya suci. Suci ini sahabat yang paling bias mengerti nisa. Siapa yang menyakiti nisa, berarti juga menyakiti suci. Itu prinsipnya. Karena suci paling tidak rega melihat sahabatnya menangis.
“nisa nggak apa-apa kok!” jawab nisa sambil terisak-isak.
Suci tahu nisa bohong. Tapi suci meninggalkannya, dia piker nisa harus menenangkan dirinya dulu.
***
5 hari kemudian Fadly dan Zulfikar berangkat ke pondok nisa lagi.
Suci memberitahu nisa kalau kakaknya datang. Nisa menghampiri mereka dengan langkan gontai.
“adikku, ada apa denganmu?” Tanya kak fadly cemas sambil merangkul nisa. Nisa masih lemas. Nisa duduk di samping kakaknya. Zulfikar mengambilkan minum untuk annisa dan menyodorkannya dengan sopan. Nisa meminum air putih hanya seteguk saja, untuk menghargai pemberian Zulfikar. Karena sebenarnya dia tidak ingin minum.
“terimakasih” ucap nisa kepada Zulfikar dengan seyum terpaksa. Tapi Zulfikar tetap membalas senyum itu dengan tulus. Nisa belum sanggup angkat bicara. Dia memeluk kakaknya erat dan meluapkan segala bebannya dengan menangis sepuas-puasnya. Zulfikar memandang kea rah fadly bingung. Tapi fadly hanya mengedipkan kedua matanya.
“kak, mas Zulfikar,, maafin nisa..” kata nisa tiba-tiba
“maaf untuk apa dik?” Tanya Zulfikar. Nisa terdiam sesaat. Dia membalikkan badannya. Dan mulai memberanikan diri untuk menatap kakaknya dan zulfikar. Nisa masih tertunduk.
“Alisa mencintai mas Zulfikar” ucap nisa. Hanya itu yang dia ucapkan. Membuat kak fadly dan zulfikar kaget. Kak fadly tidak terima, Zulfikar apalagi. Dia hanya mencintai nisa.
“kenapa kamu bilang begitu?” Tanya Zulfikar masih tak percaya.
“waktu Alisa kesini, dia cerita seperti itu sama nisa. Makanya nisa minta maaf kak,,, karena nisa belum bisa bilang ke dia kalau kakak mencintainya, dan mas Zulfikar, maaf karena nisa tidak bilang kalau mas adalah calon suami nisa” jelasnya. Tak di duga terlihat tetesan air mata keluar lagi dari mata indahnya. Fadly hanya diam. Dia geleng-geleng kepala. Bagaimna tidak? Alisalah yang selama ini dia cintai. Tapi kenapa malah mencintai temannya sendiri?.
“tapi kenapa dik nisa tidak terus terang mengenai hubungan kita?” Tanya Zulfikar
“nisa tidak ingin menyakiti saudara nisa sendiri, nisa tidak ingin menyakiti dia, nisa tidak ingin dia kumat penyakitnya,,, dia mengidap gagar otak komplikasi mas..” jelas nisa terisa-isak.zulfikar tak menyangka,gadis didepannya ini sangatlah penyayang. Dia semakin tidak bisa melepaskan nisa.
“tapi Cuma dik nisa yang saya cintai,yang saya sayangi, bukan yang lain, apalagi mas fadly mencintai dia? Mana mungkin saya harus bersamanya?”ucap Zulfikar
“cintailah Alisa” ucap kak fadly dan nisa serentak.Zulfikar tak menyangka, semua yang ada di depannya termasuk dia sama-sama mengorbankan cintanya. Zulfikar masih tidak bisa menerima kenyataan ini.
“mas, kita pulang saja. Saya tidak bisa melihat nisa menangis” pinta zulfikar. Akhirnya mereka pulang. Meninggalkan nisa yang masih menangis.
***
Malam itu sunyi bagi zulfikar,nisa, maupun fadly, di sisi lain, Alisa bahagia, mengingat-ingat wajah Zulfikar. Dia sedang kasmaran.
Alisa meminta pada orang tuanya untuk bersedia merestui dia dengan zulfikar nanti. Kedua orantuanya hanya mengiyakan. Siapa yang berani menolak permintaan Alisa? Karena akan fatal akibatnya. Dirumahnya fadly menceritakan semuanya pada kedua orang tuanya, jelas saja mereka tidak terima, memutuskan hubungan nisa dengan zulfikar sama seperti menyakiti kedua anaknya sekaligus. Apalagi mereka tahu kalau nisa tidak bisa apa-apa akhir-akhir ini.tapi disisi lain mereka tidak ingin menyakiti Alisa, Karena meskipun keluarga Alisa terpaut saudara jauh, tapi selama ini keluarga Alisalah yang selalu membantu keluarga Annisa. Zulfikarpun menceritakan semua yang di deritanya kepada orang tuanya. Sama seperti keluarga fadly, mereka tidak setuju, karena keluarga fadly adalah sahabat mereka. Dan tidak mungki Zulfikar menikah dengan wanita yang tidak di cintainya. Akhirnya Kedua keluarga itupun berunding dan menceritakan tentang apa yang di derita Alisa.  Di tengah perbincangan orang tua Alisa datang. Dan meminta tolong kepada fadly untuk mebantunya. Karena disitu juga ada keluarga Zulfikar, langsung saja mereka memohon kepada Zulfikar. Akhirnya terpecahkan satu keputusan.
Zulfikar meninggalkan Annisa, dan harus mencoba mencintai Alisa. Hanya itu keputusannya jelas zulfikar dan fadly tidak bisa terima, tapi mehanya diam. Saling pandang.
***
Nisa menulis surat untuk Zulfikar. Dan ketika sampai di tangan Zulfikar dia langsung bergegas membacanya denga hati berkecamuk.
 
Assalamu’alaikum wr.wb.
Mas Zulfikar, bagaimana kabarnya? Semoga yang kuasa selalu menjagamu. Nisa sudah tahu tentang rundingan keluarga kita, nisa pun tahu apa keputusannya. Mungkin itu memang jalan terbaik untuk kita mas. Belajarlah mencintai Alisa, Nisa yakin mas Zulfikar sanggup karena Alisa lebih baik daripada nisa. Maaf mas kalau nisa masih lancang mengirim surat kepada mas, nisa hanya ingin mengucapkan selamat. Semoga hubungan kalian diridhoi Allah. Nisa sayang mas Zulfikar yang mau mencintai saudara nisa. Jaga dia mas, jang sampai dia tersakiti. Terimakasih mas…
Wassalam…
                                                                                    Yang lemah tak berdaya


                                                                                                   Annisa

Dilipatnya surat dari nisa, dan di hapuslah air mata yang membasahi pipinya. Zulfikar tidak menyangka nisa akan mencoba setegar itu. Mungkin nisa bisa tegar. Tapi tidak bagi zulfikar.
***
Kini kehidupan Asinglah yang dirasakan Zulfikar. Dia harus bersama Alisa.
“Zulfikar,,, apakah benar-benar mencintai Alisa?” Tanya Alisa polos.
Zulfikar tidak ingin menjawabnya. Karena dia harus berbohong. Tapi ketika menatap Alisa, dia benar-benar teringat annisa.
“iya, saya mencinta kamu Alisa” jawab Zulfikar datar dengan senyumnya yang terpaksa. Alisa tersenyum riang. Tiba-tiba saja Alisa jadi ingin bertemi nisa. Dian ingin mengucapkan terimakasih kepadanya. Alisa meminta zulfikar untuk menemaninya. Zulfikar ingin sekali menolaknya. Dia takut menyakiti annisa. Tapi dia juga ingin melihat keadaan Annisa. Mereka berangkat menuju pondok annisa. Dan annisa menemui mereka. Terlihat jelas, badan nisa semakin kurus, wajahnya pucat seperti kuarang tidur. Zulfikar sangat terpukul melihatnya. Dia tidak sanggup. Dia putuskan untuk keluar.
“Zulfikar.. kamu kemana? Sini saja..” pinta Alisa. Nisa hanya melihat 2 orang di depannya dengan tatapan dingin. Jika senyum mungki hanya terpaksa.
Zulfikar tetap menolaknya. Kemudian Alisa berbincang-bincang dengan nisa di kamar nisa. Semua teman nisa seperti benci memandang Alisa yangbahagia disis lain nisa bersedih.
***
“ini mas Zulfikar?” Tanya seorang gadis
“iya, kamu siapa?” Tanya zulfikar
“saya teman dekat Annisa” jawab suci. Dia berbincang-bincang lama dengan zulfikar. Menceritakan kseharian annisa yang memprihatikan. Mulai dari nilai-nilanya yang merosot, hafalnnya yang tak kunjung diselesaikan. Zulfikar tak sanggup mendengarkannya.setelah lama berbincang-bincang suci pergi. Dan terligat Alisa yang riang yang menggandeng annisa yang pucat. Hancur, sungguh ahncur hatinya saati ini.
Alisa berpamitan, Zulfikarpun begitu.
“jaga diri baik-baik ya..” ucap zulfikar. Nisa tersenyum terpaksa. Hanya itu yang di ucapkan zulfikar kepadnya. Mereka pergi. Nisa kembali ke kamarnya.
***
“ibu,, kepala Alisa sakit..” keluh Alisa sambil membentur-benturkan kepalanya.
Ibu Alisa cemas. Dan langsung membawanya ke rumah sakit. Kemudian menghubungi Zulfikar. Zulfikar datang bersama orangtuanya. Dia tidak tega melihat keadaan Alisa yang begitu lemas, bibirnya pucat. Dia mengelus-elus kepala Alisa. Sepertinya Zulfikar muali sayang kepada Alisa. Di rumah sakit yang sama ternyata Annisa juga sedang terbaring lemah. Dia sakit. Kedua oranhtuan dan kakaknya menjenguknya. Terlihat sangat cemas. Fadly sengaja tidak memberitahu Zulfikar.
“nisa anakku,, mengapa kamu jadi seperti ini nak?”Tanya ummi
“sudahlah nak, percaya sama abi, ikhlaskanlah Zulfikar. Kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari dia. Karna kamu anak yang solichah”ucap abi menasehati putrinya. Fadly tak kuasa menatap adik semata wayangnya yang lemah.
“nisa ikhlas abi, ummi, nisa hanya kurang istirahat” jawab nisa lirih.
***
Alisa sudah membaik, dia  ingin ke rumah Zulfikar. Dia pergi sendiri. Ternyata dirumahnya Zulfikar masih keluar. Abah dan ummi Zulfikar menyuruhnya menunggu di ruang tamu. Karena mereka akan bergegas pergi, karena ada acara. Alisa sendrian di rumah Zulfikar. Karena dia tidak mau ditemani santri Zulfikar. Lama dia menunggu Zulfikar. Dia beranjak mencari kamar zulfikar. Dia menemukan kamar yang sangat simple . dia mengira mungkin ini kamar zulfikar. Dia masuk ke kamarnya. Memandang setiap sudut kamar zulfikar. Sangat rapid an terjaga. Di tumpukan buku di meja zulfikar dia menemukan sepucuk surat yang kelihatannya sepeti surat cinta. Di bukanya surat itu tanpa izin. Tampak jelas nama ANNISA tertera disana. Dahinya berkerut. Bi bukanya surat itu dan di bacanya. Alias tak percaya kalau ternyata nisa dan zulfikar tidak sekedar kenal tapi lebih. Dan dialah yang merusak hubungn mereka. Kepala Alisa sakit. Sangat sakit. Dia pingsan di rumah Zulfikar.
***
Alisa terbaring lemah di rumah sakit, berkumpul disana keluarga Alisa, keluarga Zulfikar dan keluarga Annisa. Alias mulai membuka matanya. Yang pertama ia lihat adalah sosok annisa, saudaranya yang badannya semakin kurus.
“annisa? Kamu disini?” Tanya alisa lirih.
“iya, kenetulan nisa lagi di rumah. Lalu di beri tahu kalau kamu masuk rumah sakit. Nisa sangat cemas.sudah baikan kan?” Tanya nisa. Alisa hanya mengangguk.
“Zulfikar, Annisa, maafkan Alisa” uacapnya tiba-tiba. Dahi nisa berkerut
“Untuk apa kamu minta maaf? Aku tidak merasa tersakiti” jawab annisa dengan senyuman. Manis.
“sudahlah. Tidak ada yang harus kalian tutupi lagi. Alisa tahu semuanya, alisa minta maaf. Kenapa nisa dulu nggak terus terang saja. Kenap? Karena alisa sakit?” Tanya Alisa sambil meneteskan air mata.
“sudahlah alisa. Jangan menyalahkan dirimu seperti itu. Aku disini menyayangimu. Sekarang aku sangat mdnyayangimu.” Ucap Zulfikar dengan nada bergetar.
“Alisa tau, sekarang kamu sudah sayang sama Alisa. Tapi bagaimana dengan hati annisa?” bentak alisa.
“nisa ikhlas” ucap nisa refleks.
Fadly,dan yang lain yang ada disitu tidak tega melihat apa yang ada di depannya. Anak-anak mereka yang sama-sama merasakan sakit.
“Alisa minta maaf pakde,bude,mas fadly,semuanya..” pinta Alisa masih terisak.
“Alisa, jangan menangis, kamu tidak bersalah. Yang bersalah kami”ucap fadly.
“Mas fadly, alisa tau kalau mas fadly mencintai alisa, maaf atas cinta yang belum sempat alisa balas. Tapi alisa janji akan mencintai mas fadly”. Alisa masih menangis menatap fadly. Semuanya bingung. Apa maksud alisa?
“maksud kamu apa alisa? Aku menyayangimu. Aku sudah turuti keinginan nisa, dan kenyataannya aku telah menyayangimu”.tanya Zulfikar. Annisa yang ada disana hanya tertunduk. Dia merasakn sakit akan kata-kata zulfikar. Alisa tidak menjawab. Dia meraih tangan zulfikar dan tangan annisa. Dia menyatukan kedua tangan itu di atas badannya yang terbaring.
“Cintailah saudaraku, maka aku akan merasakan kasih sayangmu zulfikar” ucap alisa.
Annisa masih tertunduk. Dia rasakan beban yang menghantamnya saat ini. Dia menyakiti saudaranya. Kemudian dia pandang Alisa yang memejamkan matanya. Semua yang ada disana tidak memperhatikan Alisa ternyata.
“alisa?” panggil nisa. Semua terdongak, melihat alisa. Annisa dan zulfikar menatap tangan yang tadi menggenggamnya tiba-tiba terlihat tak berdaya. Di carinya denyut nadi alisa. Tidak ketemu. Nafas di hidungnya pun tidak ada. Apa ini? Apa mungkin? Tidaakkk,,, annisa sangat cemas. Semua cemas. Fadly memanggil doketer untuk memeriksanya. Tapi terlambat, Alisa telah pergi. Semua yang ada disana serasa mati tak berdaya.lemas.
“Alisaaa,,,,,,,” teriak annisa, zulfikar dan fadly. Mereka benar benar kehilangan.
***
Usai pemakaman, nisa memutuskan untuk kembali ke pondok.
“Dik Nisa, kamu mau kembali ke pondok?” Tanya Zulfikar saat menatap nisa akan beranjak pergi. Nisa mengangguk.
“Bagaimana dengan aku?” tanyanya lagi. Annisa tak menjawab.
Disisi lain fadly hanya terdiam. Dia berusaha bisa merelakan kepergian Alisa. Di kamar Alisa dia mendapatkan Surat Alisa untuknya yang belum sempat di berikannya. Di bukanya surat itu
Assalamu’alaikum mas fadly,
Sebelumnya Alisa minta maaf kalau selama ini alisa menyakiti mas. Sejujurnya, dulu Alisa sangat mencintai mas fadly, tapi Alisa takut mas fadly telah mencintai wanita lain. Akhirnya Alisa mngurungkan niat Alisa untuk tetap mencintai mas fadly. Tapi sebenarnya sampai detik ini alisa menulis surat, alisa masih mencintai mas fadly, tapi bukan cinta seperti kepada zulfikar. Maafkan Alisa mas. Alisa akan bawa cinta alisa untuk mas fadly sampai mati.

                                                                                                Pemujamu


                                                                                                    Alisa

Fadly hanya terdiam bisu. Dia tidak menyangka cintanya akan seperti ini.
***
Nisa kembali ke pondok. Hidupnya sudah mulai stabil. Nisa sudah kembali menjadi nisa yang dulu. Hafalannya pun selesai. Nisa khatam menghafal al-qur’an. Dua minggu kemudian nisa pulang ke rumah dengan bahagia. Ternyata di rumahnya sudah ada Zulfikar. Nisa menghentikan langkahnya. Dia memalingkan wajahnya. Zulfikar beranjak menghampiri nisa.
“Dik Nisa, maafkan aku, selama ini aku tak berdaya. Aku mencoba mengabulkan semua keinginan adik. Adik sendiri yang bilang akan menyayangi aku yang mencintai saudara adik. Sudah aku coba. Alku memang berhasil dik, tapi hanya sebatas menyayanginya karena kasihan. Masih tetap Annisa yang ada di benakku dik”.jelas Zulfikar sambil memohon. Annisa terdiam. Menahan tangis. Dia kemudian menatap Zulfikar yang baru saja mengahapus air matanya.
“Annisa masih mencintai mas Zulfikar” ucap annisa. Zulfikar mendongak tak percaya. Dia terseyum di balas senyum annisa yang sangt manis. Di belakang mereka kedua orangtua mereka melihat mereka sedaritadi. Mereka mengangguk ibarat “sudahlah”. Mereka masuk ke rumah annisa. Tak lama. Annisa mengajak Zulfikar ke teras rumahnya. Diberikannya kertas berwarna pink yang bertuliskan..
 “Annisa      Zulfikar SELAMANYA”.

                                                                                                By:Aini Sunnia
                                                                                                            (02)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Nia Cicuit. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates